Kamis, 15 Maret 2012

Sang Penyangga part I

Sejuta jam penuh makna, penuh cerita, penuh perjuangan, penuh tanya. mampukah aku? sanggupkah aku?
Dan tak terasa, air mata dingin mengalir di seluruh tubuhku. Terlalu banyak jam menunggu untuk disapa. Terlalu singkat waktu menyapa seonggok busa tak bernyawa. Penyangga ini terlalu dipaksa untuk bergerak tanpa ada kesempatan untuk berhenti sejenak dan merakit kembali partikel yang ada di dalamnya. Sisa tenaga di dalam penyangga ini pun tak mampu tuk memakan berjuta aktivitas yang haus akan percikan air sang penyangga. Alhasil, hanya tersisa air mata dingin di seluruh tubuh dan garis-garis merah hasil kreasi alami sang penyangga. Sang penyangga pun hanya mampu melawan panasnya aura dalam dirinya, belum mampu tuk kembali meredam   panas api aura dalam dirinya. Dan ketika sang penyangga kembali memulai tuk mengais sisa-sisa pecahan tenaganya, sang penyangga harus lagi dituntut tuk melayani beratnya perjuangan menumpuk ilmu yang tiada pernah bisa berhenti sejenak. Sang penyangga kembali diuji kesetiaannya. Sang penyangga kembali dituntut kesabarannya. Tak ada kata yang mampu terucap, hanya bisa berisyarat. Isyarat makna yang seringkali terlupakan dan tak mampu lagi tergantikan oleh keterlambatan sikap.
Pernahkah terlintas, tuk merawat sang penyangga, tuk pulihkan lagi hidup sang penyangga yang remuk oleh ketidakacuhan sikap? pernahkah ?
Diri sang penyangga semakin hari semakin tak teruji ketahanannya. Rangka beton yang melandasinya tak lagi sekokoh saat sang penyangga tak sering berisyarat. Butiran-butiran tenaga pun hilang tersapu angin ketidakpedulian. Kemegahan rasa akan raga runtuh seketika. Sang penyangga tak mampu lagi membelah diri tuk membagi aksi. Sang penyangga terlalu rapuh, sang penyangga terlalu menyiksa diri dengan keadaan. Keadaan yang tak pernah mampu mengulang kembali kejayaan sang penyangga. Keadaan yang tak mampu lagi obati luka sang penyangga.








Tak mampu jiwa tuk merangkai kembali asa sang penyangga, tak sanggup tuk membangunkan tidur sang penyangga. Terlalu pulas sang penyangga tidur, tidur dalam pesakitan. Mampukah ia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar